Pada umumnya orang lebih memilih untuk beternak kambing, ayam atau sapi. Namun, tidak bagi Makdum (46), warga desa Banding, Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng). Dia lebih memilih untuk beternak semut.
Meski beternak semut, sang pawang semut ini mampu meraup untung hingga jutaan rupiah per bulan. Dia mengaku sudah dua tahun terkahir ini beternak semut merah atau rang-rang.
Awalnya, dia mendapatkan ide ini saat kesulitan mencari telur semut atau kroto untuk pakan burung kicauan. Peluang kelangkaan telur semut rang-rang di manfaatkan Makdum untuk memenuhi permintaan pasar.
Makdum mengaku, untuk memelihara semut ini pihaknya memanfaatkan toples-toples bekas dan tanaman di sekitar rumahnya. Memelihara semut rang-rang tidaklah sulit, karena hanya memberi pakan air gula dan daging belut dua kali sehari.
“Ya, sekarang mencari semut di alam sudah sedemikian sulit. Makanya sekarang saya mencoba memanfaatkan peluang sekaligus memeliharanya agar tetap ada dan tidak punah di alam,” katanya.
Setiap 20 hari, kata dia, semut rang-rang ini akan bertelur dan telur inilah yang di jual oleh Makdum dengan harga Rp120 ribu per kilogram (kg).
Dari dua lokasi tempat pemeliharaan semut yang ada di dalam ruangan dan pepohonan, Makdum pun mampu memanen telur semut atau kroto hingga 40 kilo gram setiap bulanya.
Omzet yang diperolehnya bisa mencapai lebih dari Rp4 juta setiap bulan. Hingga saat ini, dia masih kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar.
Nah, bagi Anda yang hobi beternak dan memiliki jiwa bisnis, beternak semut mungkin bisa Anda coba.
Sumber
Meski beternak semut, sang pawang semut ini mampu meraup untung hingga jutaan rupiah per bulan. Dia mengaku sudah dua tahun terkahir ini beternak semut merah atau rang-rang.
Awalnya, dia mendapatkan ide ini saat kesulitan mencari telur semut atau kroto untuk pakan burung kicauan. Peluang kelangkaan telur semut rang-rang di manfaatkan Makdum untuk memenuhi permintaan pasar.
Makdum mengaku, untuk memelihara semut ini pihaknya memanfaatkan toples-toples bekas dan tanaman di sekitar rumahnya. Memelihara semut rang-rang tidaklah sulit, karena hanya memberi pakan air gula dan daging belut dua kali sehari.
“Ya, sekarang mencari semut di alam sudah sedemikian sulit. Makanya sekarang saya mencoba memanfaatkan peluang sekaligus memeliharanya agar tetap ada dan tidak punah di alam,” katanya.
Setiap 20 hari, kata dia, semut rang-rang ini akan bertelur dan telur inilah yang di jual oleh Makdum dengan harga Rp120 ribu per kilogram (kg).
Dari dua lokasi tempat pemeliharaan semut yang ada di dalam ruangan dan pepohonan, Makdum pun mampu memanen telur semut atau kroto hingga 40 kilo gram setiap bulanya.
Omzet yang diperolehnya bisa mencapai lebih dari Rp4 juta setiap bulan. Hingga saat ini, dia masih kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar.
Nah, bagi Anda yang hobi beternak dan memiliki jiwa bisnis, beternak semut mungkin bisa Anda coba.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar