Ahmad Fahrizal mengirimkan sebuah pesan pendek kepada salah satu pelanggan di Bogor, Jawa Barat. Isi pesan itu adalah total biaya pembelian labu butternut squash beserta ongkos kirim. Total general nilai pesanan itu sebesar Rp846.000.
Alumnus Jurusan Hama dan Penyakit IPB tersebut memang baru setahun menggeluti pemasaran labu butternut squah. “Yang minta perorangan maupun pasar swalayan,” ujarnya kepada *Bebeja.com*.
Saat ini untuk memasok kebutuhan itu, Ahmad Fahrizal bermitra bersama 2 pekebun di Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Total lahan budidaya labu butternut squash itu mencapai 2 hektar dengan populasi 4.000 tanaman/ha. “Kami menanam 2 varietas labu butternut, yakni anna dan jackquine,” katanya. Ahmad mengimpor benih itu dari Belanda seharga Rp2,5-juta (isi 1.000 butir). “Benih impor memiliki kualitas buah lebih bagus dan rasa lebih manis,” ujarnya.
Labu butternut squash memang tergolong baru dibudidaya di tanahair. Labu madu-sebutan lain-itu tengah merangkak menjadi favorit pekebun. Harap mafhum harga di pasar relatif tinggi mencapai Rp100.000 Rp130.000/kg. Di tingkat pekebun rata-rata Rp60.000-Rp70.000/kg. Itu pula yang mendorong Deni Syamsul Arifn di Cianjur menjadi pekebun labu butternut squash.
Data Forum Petani Butternut Squah Indonesia (FPBSI) menyebutkan terdapat sekitar 15 daerah di Indonesia seperti Cianjur (Jawa Barat), Pekanbaru (Riau), dan Bojonegoro (Jawa Timur), serta Lampung yang sudah memiliki pekebun labu butternut squash. Jumlah itu akan bertambah seiring bertambahnya cakupan penanaman di berbagai daerah seperti Kampar (Kepulauan Riau), Palembang (Sumatera Selatan), serta Pidie (Nanggroe Aceh Darrusalam).
Sejauh ini labu butternut squash dikonsumsi langsung setelah dikukus atau sebagai bahan campuran membuat aneka kudapan seperti bakpia dan kue bolu atau kue kering. Keistimewaan itu tak lepas dari seabrek keunggulan labu berbentuk lampu bohlam yang bercitarasa manis serta bertekstur lembut.
Belum lagi khasiatnya untuk kesehatan lantaran mengandung serat tinggi, betakaroten, vitamin A dan vitamin B kompleks.”Saya biasanya mengukus dan menyantap dengan topping keju,” ujar Alitya Wiratman, ibu rumahtangga di Ciganjur, Jakarta Selatan.
Labu butternut squash juga diketahui sangat aman bagi penderita kencing manis serta mampu meningkatkan kadar zat besi di tubuh bagi penderita anemia. Pun menjadi hidangan lezat bagi beberapa orang yang tengah
menjalani program diet. “Mengenyangkan tapi tidak membuat gemuk,” ujar Alitya yang rutin mengonsumsi saban 2 hari itu. Pantas bila Ahmad Fahrizal tak kesulitan memasarkan labu butternut squash tersebut.
Sumber
Alumnus Jurusan Hama dan Penyakit IPB tersebut memang baru setahun menggeluti pemasaran labu butternut squah. “Yang minta perorangan maupun pasar swalayan,” ujarnya kepada *Bebeja.com*.
Saat ini untuk memasok kebutuhan itu, Ahmad Fahrizal bermitra bersama 2 pekebun di Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Total lahan budidaya labu butternut squash itu mencapai 2 hektar dengan populasi 4.000 tanaman/ha. “Kami menanam 2 varietas labu butternut, yakni anna dan jackquine,” katanya. Ahmad mengimpor benih itu dari Belanda seharga Rp2,5-juta (isi 1.000 butir). “Benih impor memiliki kualitas buah lebih bagus dan rasa lebih manis,” ujarnya.
Labu butternut squash memang tergolong baru dibudidaya di tanahair. Labu madu-sebutan lain-itu tengah merangkak menjadi favorit pekebun. Harap mafhum harga di pasar relatif tinggi mencapai Rp100.000 Rp130.000/kg. Di tingkat pekebun rata-rata Rp60.000-Rp70.000/kg. Itu pula yang mendorong Deni Syamsul Arifn di Cianjur menjadi pekebun labu butternut squash.
Data Forum Petani Butternut Squah Indonesia (FPBSI) menyebutkan terdapat sekitar 15 daerah di Indonesia seperti Cianjur (Jawa Barat), Pekanbaru (Riau), dan Bojonegoro (Jawa Timur), serta Lampung yang sudah memiliki pekebun labu butternut squash. Jumlah itu akan bertambah seiring bertambahnya cakupan penanaman di berbagai daerah seperti Kampar (Kepulauan Riau), Palembang (Sumatera Selatan), serta Pidie (Nanggroe Aceh Darrusalam).
Sejauh ini labu butternut squash dikonsumsi langsung setelah dikukus atau sebagai bahan campuran membuat aneka kudapan seperti bakpia dan kue bolu atau kue kering. Keistimewaan itu tak lepas dari seabrek keunggulan labu berbentuk lampu bohlam yang bercitarasa manis serta bertekstur lembut.
Belum lagi khasiatnya untuk kesehatan lantaran mengandung serat tinggi, betakaroten, vitamin A dan vitamin B kompleks.”Saya biasanya mengukus dan menyantap dengan topping keju,” ujar Alitya Wiratman, ibu rumahtangga di Ciganjur, Jakarta Selatan.
Labu butternut squash juga diketahui sangat aman bagi penderita kencing manis serta mampu meningkatkan kadar zat besi di tubuh bagi penderita anemia. Pun menjadi hidangan lezat bagi beberapa orang yang tengah
menjalani program diet. “Mengenyangkan tapi tidak membuat gemuk,” ujar Alitya yang rutin mengonsumsi saban 2 hari itu. Pantas bila Ahmad Fahrizal tak kesulitan memasarkan labu butternut squash tersebut.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar